Iklan Banner

Sakramen Ekaristi


1. Eu-karisteoo = berterima kasih. Ekaristi berarti pesta syukur. Ekaristi sering disebut Misa Suci yang sebenarnya berarti pengutusan (diutus). Yesus diutus Bapa. Kita diutus Yesus.

2. Sakramen Ekaristi adalah upacara suci yang menandakan (membuktikan) bahwa (a) Allah masih mencintai dan memelihara umat-Nya, antara lain dengan cara memberi makanan rohani (Tubuh dan DarahNya) untuk kehidupan manusia. Menunjukkan (b) Umat Allah mensyukuri-Nya dan berjanji mau tetap dipelihara oleh Allah (bukan oleh iblis, atau oleh dunia).

3. Mengapa orang Katolik menerima Komuni Suci dengan sangat hormat? Sebab umat Katolik bukan hanya melihat Roti Suci. Tapi juga melihat di balik itu, kasih Allah yang sedemikian besar, yang memberikan segala milik-Nya, kehidupan, rejeki, sifat-sifat-ilahi, kesucian-Nya, kemuliaan-Nya, surga-Nya, Diri-Nya, Roh-Nya, Putera-Nya yang mempertaruhkan Diri di kayu salib. Bagi umat Katolik, menerima Komuni Suci berarti menerima Allah sendiri, kasih-Nya, dan segala-gala-Nya. Maka hati mereka penuh rasa hormat dan terima kasih.

4. Umat Katolik mengimani Ekaristi sebagai puncak dan sumber kehidupan umat Allah. (a) Puncak hidup umat Allah sebab kehidupan (kurban diri) umat Allah sehari-hari, demi Allah dan sesama itu didorong oleh Kristus menuju puncaknya yakni korban diri total di salib yang paling berkenan pada Bapa. Kehidupan umat Allah dirasuki semangat Kristus hingga semakin menyerupai korban Kristus tsb., makin I for you, makin demi kemuliaan Bapa dan keselamatan manusia, makin berkenan pada Bapa, dan makin sempurna. (b) Ekaristi adalah sumber hidup umat Allah sebab melalui Komuni suci, Kristus mengalirkan Roh-Nyayang memulihkan kemanusiaan (Citra Allah) dan mengalirkan kekuatan-Nya serta semangat korban diri-Nya ke dalam hati kita untuk meneruskan pengabdian kita tiap hari.

5. Dua sifat yang menonjol dari Misa Suci: pesta dan korban. (a) Pesta syukur dengan pakaian bagus (jangan pakaian pantai atau sport) dan makan-minum Tubuh dan Darah Kristus (jangan makanan lain sebelum Misa). Dan (b)  menghadirkan korban diri Kristus demi keselamatan kita. Memoria salutis. Dua sifat tsb. jangan diekstremkan (ekstrem pesta atau ekstrem korban). Seharusnya seimbang sehingga afektif(mengena di hati) dan efektif (merubah perilaku).

6. Materia, perbuatan dan kata-kata S. Ekaristi harus lengkap dan benar. (a) Roti tak berragi dan anggur murni tanpa ragi. (b) Perbuatan Misa kudus harus lengkap dari awal sampai akhir. Tidak boleh diperpendek dipotong. Tidak boleh mengadakan konsekrasi saja tanpa Misa Suci. Tidak boleh ikut Misa separo pada awal atau akhir saja, datang terlambat lalu pulang duluan. (c) Kata-kata utama (inti) S.Ekaristi: “Terimalah dan makanlah. Inilah TubuhKu, yang diserahkan bagimu”. Dan “Terimalah dan minumlah. Inilah Piala DarahKu. Darah Perjanjian Baru dan kekal yang ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa. Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku”. Ini disebut konsekrasi.

7. Ekaristi adalah pesta perjamuan makan. Dipimpin Tuhan Yesus sendiri. Kita diundang-Nya. Manakahpakaian umat yang pantas untuk Ekaristi? Kalau kita malu menghadiri pesta perkawinan teman dengan pakaian Mall, mestinya kita pun malu dan merasa tidak pantas kalau menghadiri Ekaristi dengan pakaian Mall, pakaian sport, atau  pakaian pantai.

8. Sifat kedua S.Ekaristi adalah korban. Apakah dalam Misa Suci, Yesus disalib tiap hari? Tidak. (a) Yesus disalibkan hanya sekali untuk selama-lamanya (Ibrani 7:27). (b) Tapi kasih-Nya tak berakhir. Dan tiap hari Yesus memberi kita, segala milik-Nya (bahkan Diri-Nya dan Roh Kudus-Nya) agar manusia hidup-mulia-bahagia. Kasih-Nya itu kita rayakan.

9. Dulu sebelum 1962, dalam Misa, Romo menghadap tembok (salib) membelakangi umat. Sekarangmenghadap umat. Mengapa? Dulu, tekanan pada korban (lupa perjamuan). Sekarang pada perjamuan(tidak lupa korban). Dulu sifatnya piramidal. Tekanan pada Romo di pucuk itu (paling dekat dengan Yesus). Pemilik dan penyalur Iman, Firman dan Berkat (??). Sekarang konsentris. Romo-umat (kita) sama-sama pendosa dan suci, duduk sekeliling meja, sama-sama dekat dengan Yesus (di tengah). Tekanan pada “kita”.

10. Untuk menerima Tubuh Kristus, bukankah lebih suci kalau pakai lidah? Boleh. Tapi lidah tidak lebih suci daripada tangan. Baca surat St.Yakobus (3:5-9): Lidah itu buas, penuh racun, bisa mengutuk orang lain yang Citra Allah, dan bisa membakar masyarakat.

11. Bolehkah Tubuh Kristus terkena pada gigi? Boleh. Bahkan boleh digigit dan dikunyah. Sebab Tuhan Yesus tidak berpesan “Terimalah dan telanlah” melainkan ”makanlah”.

12. Mengapa umat tidak diberi Darah Kristus? Dulu umat Katolik cuma 25 orang, mereka juga diberi Darah Kristus. Sekarang umat Katolik 1 Milyard, umat Protestan 1,5 M dan di paroki St.Yakobus tiap kali Misa-Minggu ada 1000 umat. Maka timbul masalah praktis (import anggur, biaya, wadah, tumpah ke lantai, waktu). Dengan demikian iman-lah yang harus berperan. Kita mengimani, dalam Tubuh Kristus ada Darah-Nya juga. Namun kalau tak punya iman (apalagi pendosa) walau diberi Darah Kristus pun, orang tetap brengsek.

13. Siapa yang boleh dan tidak-boleh menerima Tubuh Kristus? Yang boleh menerima-Nya hanya orang Katolik, sudah dibaptis, sudah cukup umur dan dalam keadaan berahmat. Sedangkan orang yang dalam keadaan tidak berahmat (sex di luar penikahan, homosex, perzinahan batin Mat 5:28-29, menikah di luar gereja, aborsi, pembunuh, kena hukuman ekskomunikasi, dsb.) tidak boleh menerima-Nya. Baca 1 Kor 5:11; 6:9-10, Gal 5:19-21.

14. Keikut-sertaan umat secara benar dalam Ekaristi, begini. (a) Masuklah ke dalam gereja, jangan duduk di luar, timbalah rahmat Tuhan sebanyak-banyaknya. (b) Participasio aktuosa (partisipasi aktif), aktif ikut doa, menyanyi, dan menunaikan tugas Ekaristi. (c) Ikutilah misa seutuhnya (jangan terlambat lalu pulang duluan).

RD B. JUSTISIANTO.

Sumber : https://www.santoyakobus.org/2015/2012/02/sakramen-ekaristi/

Terima Kasih Sudah Membaca Artikel : Sakramen Ekaristi. Silahkan Dibagikan...!

Potret Stasi St. Fransiskus Asisi Segonde

Media Informasi Kegiatan Umat Katolik Stasi St. Fransiskus Segonde, Dalam Segala Aspek, Baik Secara Jasmani maupun Rohani
Previous
« Prev Post

Tulisan Terkait

    Tulis
    Facebook
Iklan Banner